01 April 2014

SAYA TIDAK PERNAH SANGKA

Bismillahirrokhmaanirrokhim
Entah bagus atau tidak tulisan ini, tapi saya hanya ingin menulis saja. Ya paling tidak bisa menjadi kenangan bahwa inilah bagian dari proses menuju ke atas.
Assalamualaikum wr wb,

Perkenalkan saya Muhammad Irfan Adriansyah biasa dipanggil Irfan, saya mahasiswa keperawatan di salah satu akademi keperawatan swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta bagian selatan alias Kabupaten Bantul.
Ya kisah ini bermula ketika kelas 2 SMA. Waktu itu ada edaran untuk mengisi kegiatan ekstrakulikuler. Disana hanya diperkenankan 2. Ya karena kepo saja jadi saya ikutan. Karena selama sekolah belum pernah merasakan namanya organisasi. Hehe ya akhirnya banyak sekali yang saya ikuti, dari Rohis, OSIS / MPK, Pramuka, dan PMR (Palang Merah Remaja). Ya karena kelas 2 jadi saya belum mempunyai dasar untuk di kegiatan PMR, ya niatnya dulu itu Cuma pengen tau saja bagaimana rasanya, pengalamannya, suka dan dukanya.. ternyata banyak sekali. Ya dari itulah saya bisa belajar mengatur waktu antara organisasi dan belajar. Namun karena masih baru dan ada yang meng-handle organisasi tersebut jadi ya saya tidak 100 % ikut organisasi itu, dan karena yang melantik PMR Cuma teman saja, jadi ya g ada beban mental harus menghormati senior segala.

Namun berjalannya waktu, banyak yang tidak sekuai harapan, karena terlalu banyak ikut kegiatan dan mulai sedikit “bosan” dengan rutinitas organisasi akhirnya Cuma asalan – asalan ikut dan hanya sebagai ‘penggembira’ organisasi kala itu. Ya cari teman saja jadinya. Dan pada saat itu juga diberi tanggung jawab oleh Guru PAI (Pendidikan Agama Islam) untuk mendirikan ekstrakulikuler bernama Hadroh, sejenis musik dengan genre berisi Sholawat Nabi Muhammad SAW dengan instrumen musik perkusi. Ya katanya melanjutkan saja karena dulu sudah pernah ada.

Bermula dari situ, ada jadwal yang mulai crash. Antara kegiatan yang satu dengan yang lain, jadi harus memilih mana yang cocok dari segi minat, bakat, dan manfaat serta tanggung jawab. Ya singkatnya saya merelakan dalam 1 tahun hanya ikut PMR 1x latihan saja. Padahal pertemuan diadakan 1x seminggu pada hari sabtu dan hanya 1 jam. Dikali jumlah minggu dalam 1 tahun. Karena sya berpikir saya tidak akan menjadi tenaga kesehatan ! Begitulah pemikiran dangkal saya waktu itu. hehe

&&&

Ya singkat cerita saya sudah menginjak kelas 3 SMA, kala itu sedang musimya cari tempat belajar lanjutan setelah SMA. Ya sebagai siswa yang normal, saya memilih Universitas yang bagus dan favorit di Yogyakarta. Dan kala itu saya disarankan oleh ibu saya untuk menjadi guru. Ya sesuai dengan profesi beliau. (Harapannya) Namun kenyataannya, saya mendaftar bidang KEGURUAN dan TIDAK ADA SATUPUN yang DITERIMA. Padahal ketika melakukan ‘saling doa mendoakan’ dengan teman – teman saya, teman yang saya doakan diterima semua (alhamulilah) dan saya tidak. Oh malang nasibku pikirku dulu. Namun alhamulillah karena saking malangnya nasibku saya berhasil diterima di Universitas Negri di DIY. Waktu itu juga yang ketrima juga bukan keguruan yaitu Tafsir Hadits. Setelah konsultasi dengan orang tua, saya diperbolehkan untuk masuk di prodi tersebut. Namun beberapa hari setelah konsultasi tersebut, saya dipilihkan untuk memilih antara Tafsir Hadits (TH) dengan Perawat. Hmm.. sempat bergejolah pemikiran gila saya. Karena perawat sesuai pemikiran saya adalah profesi perempuan. Tapi akhirnya takut tidak jadi malin kundang 2, akhirnya saya masuk akademi keperawatan. Ya sempat shock dulu. Karena takut berbagai olokan dari teman – teman karena mereka sudah tau kalau saya masuk TH. Namun ya demi rodho ibu dan ridho-Nya. Saya tetap beranikan diri untuk melanjutkan di akademi keperawatan. Walaupun di TH saya sudah tinggal masuk mengikuti kuliah dan pengennya masuk 2 universitas ya bukan karena sangat rajin tapi karena eman eman kalau uang untuk masuk ke TH seperti angin yang berhembus. Hilang tanpa jejak.
Awal masuk di akademi rasanya masih sangaat asing bagiku. Ya karena saya belum sadar dan belum memikirkan apa yang harus saya perbuat ketika masuk di akper. Masuk kuliah dengerin dosen dan pulang. Begitu seterusnya. Namun di sela waktu seperti itu, saya terus menerus merenung. Ada apa rahasia di balik semua ini. Kenapa saya gagal masuk PTN, kenapa saya tidak masuk ke sekolah keguruan, kenapa orang yang saya doakan masuk namun saya sendiri tidak, kenapa dan kenapa adalah rutinitas pemikiran saya kala itu. Namun lambat laun saya akhirnya menemukan jawabannya.

Kenapa saya tidak bisa masuk ke sekolah keguruan ?

Ya hasil dari perenungan saya adalah, saya memang cocok untuk untuk ‘merawat’. Ya awal masuk di akademi saya mempunyai adik baru. Masih sangat kecil. Dan kala itu ibu saya harus mengurus siswa nya untuk ujian nasional. Oleh karena itu hanya saya yang di beri tanggung jawab untuk mengasuh adik. Namun kala itu ibu memberi saya pilihan, saya mengajar adik saya yang pertama atau mengasuh adik saya yang ke dua ? setelah dicoba semuannya ternyata saya berhasil melakukan yang kedua, yaitu mengasuh atau merawat adik ke dua saya. Ya dari situlah 1 jawaban ‘kenapa’ dapat terjawab.

Kenapa saya tidak masuk PTN (prodi favorit saya) ?

Ketika ujian masuk PTN atau SNMPTN saya melihat keajaiban – keajaiban di sana. Teman – teman saya yang dulunya tidak begitu pintar di kelas ternyata setelah dilihat soal nya dapat mengerjakan banyak soal. Padahal dia tidak ikut les di luar sekolah, di dalam pun hanya asal – asalan masuk saja. Dalam segi prestasi pun tidak begitu mumpuni, tidak pernah mengikuti kejuaraan atau yang lainya. Namun banyak dari teman – teman saya kala itu bisa masuk ke PTN. Ya memang banyak isu buruk tentang mereka, namun saya ambil yang positif saja bahwa mereka memang sudah takdirnya masuk di PTN. Dan masalah rumor negatif tersebut, ya apabila masuk dengan cara ilegal ya pasti hasilnya nanti untuk ke depannya buruk, tapi kalau legal hasil kedepannya pasti bagus. Karena saya percaya. Allah SWT Maha Adil, suatu input barokah, output nya juga barokah. Dan dengan Barokah itu, kita mendapatnkan manfaat dunia dan akhirat, namun jika input non barokah, pasti outputnya non barokah juga, dan manfaatnya hanya untuk dunia saja.

Dengan berjalannya saya kuliah di akper, banyak pelajaran berharga yang saya dapat. Saya banyak berjumpa dengan orang – orang istimewa disana, dan semua itu berawal ketika bertemu dengan Pembimbing Akademik (PA) Ibu Ina Karlina, karena saya tidak tau apa – apa, ketika beliau hadir saya hanya bisa berkata dalam hati. Ya Alloh terimakasih telah memberikan saya pembimbing yang mendidik bukan hanya mengajar. Dan dari beliau saya bisa kenal dengan INT, dan penguninya disana. Meski saya masih belum kenal, namun saya terisnpirasi kisah mereka.

Dan saya berada di posisi ini semua berawal dari saya ‘meremehkan’ PMR dulu waktu SMA, ternyata saya menjadi calon tenaga kesehatan. Jadi pesan saya jangan pernah meremehkan hal sekecil apapun, karena hal kecil tersebut bisa menjadi besar dan penting untuk kehidupan kita. Dan yang masih terngiang di pemikitan saya, lakukan semua hal jangan karena dunia, tapi akhirat (ibadah) maka dunia akan mengikutimu.

Wassalamualaikum wr wb



Muhammad Irfan Adriansyah
http://www.facebook.com/muhammad.i.adriansyah
Title: SAYA TIDAK PERNAH SANGKA; Written by A-N; Rating: 5 dari 5

No comments:

Post a Comment

SIlahkan, ramaikan blog ini dengan komentar anda :)
Be the nice visitor :D